Kemarin FPI demo soal Q! Film Festival (festival film gay). Katanya mereka yang gay itu dibenci oleh Tuhannya FPI.
Aduh bapak-bapak cakep yang katanya “Pembela Islam”, kemana aja selama ini? Itu Q! Film Festival bukan yang pertama kalinya diputar lho, kenapa situ baru demo sekarang?
Aduh mas-mas cakep yang katanya “Pembela Islam”, pernah mikir nggak, kalau dengan aksi demo Anda jadi makin banyak orang yang pengen tahu soal festival film itu?
Indonesia masa kini *yang-katanya* sudah maju. Indonesia masa kini *yang-katanya* demokratis. Indonesia masa kini *yang-katanya* masih menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika. Indonesia masa kini *yang-katanya* berdasarkan pada Pancasila.
Sorry to say, buat saya, pernyataan-pernyataan di atas, cuma teori di pelajaran PPKN.
Saya penganut Islam, tapi entah kenapa saya merasa Front Pembela Islam itu beda Tuhan sama saya. Yang saya tahu, Tuhan saya membenci kebathilan, yang saya tahu, Tuhan saya membenci perbuatan anarkis. Dan FPI melakukan semua yang dibenci Tuhan saya. Berarti kita beda Tuhan yaa, mas-mas cakep?
Kata Tuhannya FPI, gay itu nggak boleh dibiarkan keberadaannya. Jadi harus dibasmi dengan cara yang sangat anarkis bin sadis. Waaah, kalau gitu, Tuhan saya nggak suka sama keberadaan mas-mas FPI di muka bumi Indonesia.
Sayangnya FPI di Indonesia itu kebanyakan laki-laki. Kalau mereka mayoritas perempuan, saya jamin mereka suka deh sama sekong-sekong itu. Wong, mereka ganteng-ganteng kok. Atau jangan-jangan mas-mas FPI ini merasa terancam atas keberadaan para sekong. Hehehehe...
Banyak orang, khususnya laki-laki, takut sama keberadaan para “sekong”. Tapi bagi saya, perempuan sejati, keberadaan mereka adalah anugerah.
Buat kamu wanita-wanita cantik di luar sana, coba deh bergaul sama mereka. Saya bisa jamin, kamu nyaman ada di dekat mereka. They much better than the real men!!
Laki-laki sejati bisa mengecewakan perempuan. Sekong tidak pernah mengecewakan perempuan. Yaa, karena sekong hanya akan mengecewakan sesamanya. Hahahaha...
Badan mereka laki-laki, perasaan mereka perempuan, logika mereka laki-laki.
Sungguh perpaduan sempurna yang sudah lama saya idam-idamkan.
Saya sebagai wanita terkadang benci dengan diri saya sendiri. Benci di saat intuisi lebih banyak bicara dibanding logika. Benci di saat orang-orang membodoh-bodohi saya karena terlalu percaya kata hati dibanding kata otak. Benci di saat perasaan selalu menang dibanding pemikiran.
Seringkali, setiap ada di kebimbangan, sekong-sekong itu bisa kasih saya solusi yang luar biasa logis dan berperasaan. Solusi yang mungkin tidak akan keluar dari mereka yang sejatinya perempuan atau laki-laki.
Berbagi sedikit pengalaman pribadi: Suatu ketika saya dan teman-teman sekong, mau pergi karaoke. *sedikit info saya baru menggunakan jilbab 10 bulan lalu* Saat itu, saya menggunakan kaos panjang dan legging. Tiba-tiba sebelum keluar dari apartemen, “Asti, kaosnya ngecap badan. Ganti baju lo atau copot jilbab lo!!” kata salah seorang teman sekong saya.
Saya terdiam, kemudian tersenyum. Masuk kembali ke dalam kamar, mengganti pakaian saya. Setelah dipikir-pikir, beberapa kali saya pakai kaos itu pergi dengan teman laki-laki saya, tapi tak pernah sekalipun keluar larangan seperti itu.
See, mereka yang notabene lelaki sejati itu menikmati lekukan tubuh saya. Sedangkan mereka yang notabene bukan lelaki sejati justru paham rasanya jika seorang “perempuan” dilecehkan. Mereka mampu berpikir logis pakai perasaan yang sangat halus dan tidak ingin hal itu terjadi dengan perempuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar