Never regret 2010, big hope on 2011
This is the last post on 2010. Yapp, ini refleksi kehidupan saya di tahun 2010, so many smiles, sometimes tears, but i thank god for all the joy and blessed, so I’m ready to face 2011.
2010 entah apa yang ada di otak gue pas nulis ini, intinya gue mau tulis 10 cerita “up and down” kehidupan gue di tahun macan ini
1. I Know What’s My Passion!!
Awal tahun 2010, kampus gue nan kucinta (kutukupret) mengharuskan gue untuk praktik kerja lapangan (PKL), pertama gue kerja di media cetak, tepatnya di majalah Aneka Yess!! Gue yakin yang ada di otak lo saat gue sebut majalah itu adalah majalah kelas C, nggak mutu, plus norak. Iya kan? Iya dong? Unshamed to told ya, gue nggak pernah menyesal masuk ke sini. Sejuta pengalaman gue dapat dari majalah yang khas sama ciri senyum tiga jari itu.
Kerja selama empat bulan di sana, bikin gue jatuh cinta sama profesi wartawan (majalah remaja). (hamir) Tiap hari kerja, tiap hari pulang malem, tapi nggak pernah sekalipun gue mengeluh. I called it passion!!
Kerja di Aneka kasih gue duabelasjuta pengalaman berharga. Belajar nulis ala majalah remaja jauh dari kata mudah. I was learning by doing. Exclusive interviewed with Imogen Heap and Dashboard Confessional, jadi moment paling woow di tahun ini. Gue nggak pernah mimpi, wawancara band luar negeri, eh taunya jadi kenyataan. Rejeki emang nggak kemana J jalan-jalan keliling Indonesia gratis, kasih workshop di depan ribuan anak SMA, and FYI, baru di sini gue ngerasa mendadak artis. Kebayang nggak, seberapa kagetnya gue, tiba-tiba gue (beberapa kali) dikerubuti anak SMA yang mau foto bareng . Zzzzz
Gue dapat pengalaman nggak cuma sekedar hanya jadi wartawan doang (kata-kata gue nggak ekonomis amat dah -___-“)
2. Dipaksa kawin!!
Beberapa kali gue nangis-nangis datang ke sahabat, ngerasa nyokap gue sedikit nggak normal. Tiba-tiba dia maksa-maksa gue untuk kawin, gue mau dikenalin ke anaknya si inilah si itulah. Zzzz.... Dia obsessed banget pengen punya menantu kaya. Apa namanya? Matre ya? Nggak kok, si mama nggak matre, dia cuma nggak mau anaknya sengsara, tapi caranya berlebihan. Dan saya pun merasa itu sangat berlebihan. Beberapa kali ngerasa pulang, beberapa kali ngerasa kecewa banget sama si mama. Sampai akhirnya, kita bertengkar hebat, dan papa yang mendamaikannya. (mendadak gue nangis pas nullis ini :’(
Once i said to her, “Aku nggak akan nikah cepet. Banyak yang mau aku kejar. Kalau mama mau anak mama nikah cepet-cepet, suruh aja Brena (ade gue) dulluan. Aku rela kok dilangkahin”
3. Money.. Money.. Money...
Punya uang dari hasil keringat sendiri bukan jadi hal baru dari saya. Tapi tahun ini luar biasa. Saya merasa papa bukan satu-satunya corong kehidupan saya. Saya bisa nabung buat beli ini itu dan bisa jajanin mama papa ini itu dan bisa jalan-jalan ke sana sini. Intinya, I’m happy with my own money...
4. Go Abroad
Selama 23 tahun hidup di dunia, akhirnya gue pergi keluar negeri. Serunya, pergi pakai uang hasil keringat sendiri.... Walaupun cuma ke Singapore, tapi cukup memotivasi saya untuk cari lebih banyak uang lagi, untuk jalan-jalan lagi
5. Maybe I was born to be a Workaholic
Baru dua kali kerja gara-gara PKL, tapi entah kenapa gue cinta banget kerjaaaa. Langsung males kuliah, dan berharap ada keajaiban gue bisa lulus tanpa skripsi. Gue pengen cepet kerja, tapi kuliah gue terhambat gara-gara kerja. Maksa pengen kerja sambil kuliah, hasilnya kuliah gue agak berantakan. Nggak masalah deh, yang penting gue nggak mau menyia-nyiakan semua pekerjaan yang ditawarkan ke gue. Eh itu ciri-ciri workaholic nggak sih menurut lo??
6. Up and Down Love Life
Rachmat Widhia Setya Dharma kayaknya yang lebih tahu seberapa gue jatuh bangun jatuh cinta (bahasa gue kayak meggi jet dah). Putus nyambung, sempat sebentar move on ternyata salah orang, sampai akhirnya gue yakin, tipe cowok impian gue itu nggak selamanya bisa kasih yang gue inginkan. Lengkapnya pernah gue tulis di blog ini, judulya “Butuh untuk Hidup, Ingin untuk Mimpi”
7. Marriage is Not my Priority
Dulu pas kecil gue punya cita-cita pengen nikah muda dan cepet punya anak. Pas udah gede kenapa gue jadi takut nikah? Kayaknya makin ke sini gue makin sadar,nikah tuh susah dan sedikit menakutkan. Ntar kalau udah nikah, pasti nggak boleh ini itu sama suami. Sedangkan gue paling nggak suka diatur dan gue gampang bosen. Banyak banget kerjaan yang pengen gue cobain, kalau udah punya suami, susah bener kayaknya kalau kerjaan gue menuntut gue banyak di luar, yang ada ntar suami gue rewel. Zzzzzz...
Salah satu mimpi buruk yang paling gue takutin adalah duduk manis di belakang meja kerja dari jam 9 sampai jam 5. Bunuh aja gue!!! Gue suka pekerjaan yang pindah-pindah, nah ntar kalau punya suami pasti susah kan?
Satu lagi, gue belum bisa masak. Walaupun ini bisa belajar sambil jalan, tapi gue suka kasian aja kalau nanti suami gue harus makan masakan pembantu. Intinya, gue merasa belum siap untuk bisa jadi istri yang baik dalam waktu “dekat” (“dekat” means 3 tahun lagi)
8. There’s No (real) Friends at The Office
Ini pelajaran yang mungkin paling berharga dalam hidup gue. Nggak selamanya teman yang lo kira baik itu bener-bener baik sama lo. Itu terjadi sama gue. Suatu kali gue nolongin temen gue untuk bisa kerja di kantor gue. Awalnya semua terlihat baik-baik aja, tapi kok makin ke sini gue lihat gelagatnya makin aneh. Ternyata oh ternyata, dia iri sama gue. Kenapa gue terus yang diajak roadshow keluar kota? Kenapa dia nggak pernah? Sempet ngerasa gue nggak punya teman di kantor. Dan gue harus temenan sama orang dari divisi lain, nggak big deal sih buat gue, selama dia bukan orang yang bayar gue!!
9. Life is all about choices
Udah jutaan kali gue denger orang bilang, “Hidup itu isinya serba pilihan”. Ya ya ya..gue baru bener-bener paham dan mengerti maksud kata itu. Dan ternyata memilih itu beraat yaaa? Mungkin simpel sih, gue pernah dihadapkan untuk memilih terus bekerja atau fokus skripsi. Bodohnya, gue nggak terlalu pinter menjalani keduanya dengan seimbang. Mau nggak mau gue harus pilih satu, saking bingungnya gue sampai solat istikharah. Menimbang-nimbang mana baik dan buruk ternyata juga tidak mudah ketika itu harus dihadapkan sama yang namanya egois diri sendiri.
10. Mulai bisa menerima, mengerti, dan memahami
Apa yang kita inginkan nggak selamanya bisa kita dapatkan. Lagi-lagi gue baru ngerasa makna dari kata-kata itu. Banyak orang di sekeliling gue, yang punya sifat jelek, begitupun diri gue sendiri. Tapi sampai kapan gue bisa menghindari mereka? Gue paham, saat apa yang gue punya itu tidak sesuai dengan keinginan gue, di sinilah saatnya gue harus belajar untuk menerima dan mensyukuri itu.
2011, saatnya gue punya 11 resolusi yang setidaknya harus terlaksana di tahun mendatang. Mungkin tulisan ini terlalu pribadi, setidaknya ini jadi catatan saya untuk mengingat kembali apa yang harus dilakukan di tahun ini. At least, 11 resolusi ini adalah proses belajar gue untuk menjadi pribadi yang lebih baik...
1. Mengurangi solat yang dijama’ – gue masih sering ngegabung solat gue, intinya sih karena gue nggak mau repot. Banyak yang bilang itu nggak papa, tapi banyak yang bilang itu nggak boleh kecuali terpaksa. Well, gue akan coba untuk mengurangi kebiasaan gue ngegabung solat kalau mau pergi, kecuali bener-bener terpaksa
2. Belajar tafsir al-quran – selama ini gue tiap hari ngaji cuma baca bahasa arabnya doang. Entah kenapa gue takut baca terjemahannya, karena saat gue tahu sesuatu kewajiban baru yang harus dilakukan dan gue nggak melakukan itu berarti gue dosa. Selama ini gue nggak tahu jadi gue nggak dosa, he he he... nah mulai tahun depan, gue mau coba deh dikit-dikit belajar tafsir biar pengetahuan gue soal Islam juga jadi lebih baik
3. Lulus kuliah – gue rasa ini bukan resolusi, tapi sesuatu yang dipastikan harus terjadi di tahun 2011
4. Be a bit introvert – I’m dangerously extrovert. Kayaknya semua masalah pribadi gue sering bener gue ceritain ke orang. Kadang ngerasa ada ruginya juga jadi orang yang terlalu ekspresif, pengen deh gue nyoba jadi orang yang lebih kalem, ga terlalu ekspresif dan keeping my own problems + secrets
5. Nabung – 2010 jadi pembelajaran gue buat terbiasa nabung, tapi sialnya begitu ngeliat jumlah tabungan yang banyak, gue langsung gatel pengen beli gadget. Yang ada tabungan gue abis lagi, abis lagi -___-“ satu pelajaran dari 2010, gue kayaknya nggak bisa nabung di bank deh, bawannya pengen gesek mulu. Well, gue berencana beli celengan ayam jago atau babi ngepet deh buat keep duit gue buat kawin (yaa kali buat kawin >.<)
6. Solat lebih khusyuk – umur gue 23 tahun, tapi solat gue suka cepet-cepet. Nggak usah muluk-muluk gue pengen solat gue bisa lebih khusyuk dan bacaan doa solat gue beneeeer nggak asal selesai doang J
7. Punya mimpi besar untuk 2012 – baru-baru ini gue sadar, gue terlalu ikut arus kemana dia bawa hidup gue. Kayaknya gue hidup tanpa punya mimpi besar deh. Well, 2011 gue akan coba rakit mimpi besar gue yang harus terwujud di tahun 2012. Sedikit cerita kenapa gue nggak pernah punya mimpi, karena gue nggak suka kalau impian gue itu nggak tercapai, gue ngerasa wasted banget. Tapi rasanya 2011 jadi awal yang baik untuk mulai bermimpi
8. Belajar masak – setelah mengalami beberapa kali kegagalan dalam hal masak-memasak, gue juga sempet putus asa dan mikir kayaknya gue ditakdirkan untuk nggak boleh masak, 2012 gue tetap mau usaha mati-matian buat bisa masuk. Seriously, gue suka malu kalau pacar gue minta dimasakin :”(
9. More friends, less haters – gue tipikal orang yang nggak mau ambil pusing, termasuk saat ada orang yang benci gue. 2011 sifat ini mutlak harus berkurang. Mungkin salah satu caranya, gue harus pinter dan mau berbasa-basi sama orang kali yaa.. Selama ini gue paling males yang namanya basa-basi. 2011, ini harus dicoba.. Insya Allah..
10. Dua resolusi terakhir gue rasa semua orang juga pengen deh. I wanna be happier
gue niup terompet tapi kayak niup cerutu -__-" |
11. And success in every way
11 resolusi diakhiri dengan kata “Amiiiin...”
I’m counting down to 2011 while write this words...
Happy new year people...
2011 must be more interesting..