feel free to comment but you're not allowed to complain!!
just enjoy..

Rabu, 29 September 2010

“Butuh” untuk Hidup – “Ingin” untuk Mimpi

My dream guy à tidak jorok – tidak berantakan – tidak pendiam – tidak santai dalam menjalani hidup – well planned


And I used to have a guy like i dreamt about..
  • Dia tidak jorok dan saya punya jiwa “babu” yang besar
Saat saya main ke kosannya, tidak ada satupun kegiatan bebersih dan beberes yang bisa saya lakukan. Setiap sudut kamarnya bersih tanpa debu sedikitpun.

  • Dia tidak berantakan dan saya mencintai kerapihan
Masih dalam waktu yang sama, saat saya main ke kosannya, saya tidak bisa duduk bermalas-malasan di kasurnya. Nggak tega rasanya jika saya harus menduduki kasur yang berlapiskan sprei tanpa sedikitpun lekukan di atasnya. Saya tahu betul, kami punya kesamaan dalam hal ini. Kita sama-sama paling tidak suka melihat sesuatu yang berantakan, termasuk sprei. Akhirnya saya memilih duduk di karpet sambil menunggu dia bersiap diri

  • Dia tidak pendiam dan saya sangat talkative
Rasanya seru punya pasangan yang sama-sama bawel. Dua jam waktu yang sudah dikorbankan setiap malamnya tidak pernah cukup untuk kita berbagi cerita. Hampir terjadi setiap hari, kita rebutan bicara (dalam arti sesungguhnya). Terkadang, cerita saya harus kembali disimpan karena dia ingin saya mendengarkan keluh kesahnya. Terkadang saya lupa apa yang ingin saya ceritakan, saat dia memberikan saya waktu untuk bicara.   

  • Dia tidak santai dalam menjalani hidup dan saya cukup serius dalam merencanakan masa depan
Tak jarang kami berbagi soal impian kami di masa yang akan datang. Usianya baru 24 tahun, namun pengalaman hidup membuatnya jauh lebih dewasa dari usianya. Dia suka saya yang (katanya) berprinsip. Dia suka saya yang (katanya) matang. Saya tahu pasti tahapan masa depannya, begitupun ia tahu pasti tahapan masa depan saya. Setiap hari kita bahas mimpi kita. Tanpa candaan, semua pembicaraan terasa begitu serius. Yaa, saya merasa bagaikan dikejar “dream collector”. Dia selalu tanya, hari ini apa yang saya lakukan sebagai usaha saya dalam meraih impian? Menurutnya, saya rugi kalau menyia-nyiakan hidup saya walaupun cuma satu hari jika tanpa melakukan usaha untuk mencapai mimpi saya

  • Dia well planned dan saya tidak suka sesuatu yang mendadak
Him: “Besok malem nonton yuuuk..”
Me: “Hmm, kayaknya bisa deh. Tapi, gue ada janji dulu sampai jam 8an. Paling ketemuan abis itu aja yaa. I’ll let you know later”
Him: “Ok jam berapa mau kasih kabarnya?”
Me: “Ya belum tahu. Kan diliat dulu besok acaranya gimana”
Him: “Kalau nggak bisa mending bilang sekarang aja, biar gue bisa reschedule kegiatan gue”
Me: “Well okay. I’m sorry, maybe next time yaa”
Him: “It’s okay. Daripada nggak pasti mending nanti kita atur lagi yaa

  • Dia tidak susah diatur dan saya cukup dominan dalam sebuah hubungan
Woman, don’t control your man. Cause you’re not his mom. You should be his lady –by: anonymous” ∞ Saya punya sifat dominan dalam setiap hubungan yang saya jalani. Buruknya, saya suka mengatur pasangan saya. Dan dia penurut. Tanpa bantahan dan hanya sedikit pertimbangan dia lakukan apa yang saya inginkan.

Hubungan “pendekatan” itu hanya bertahan 2 bulan..
Kenapa? Jawabannya -----
Yaa, karena semua terasa mudah, datar, lurus, dan membosankan..

Saat itu, saya paham batasan antara BUTUH dan INGIN itu jauh berbeda
Saya dapatkan semua yang saya inginkan. Tapi mengapa semua terasa begitu membosankan? Karena semuanya terasa mudah.
Karena saya tidak bisa mendapatkan apa yang saya butuhkan dan dia bukan sosok yang tepat untuk bisa mengimbangi kepribadian ini.
Dia tidak bisa memenuhi kebutuhan saya walopun dia memberikan semua yang saya inginkan.
Semua terasa lurus tanpa hambatan, tanpa tantangan, dan tanpa usaha berlebih
Saya tahu saat itu hidup saya ada di zona aman. Tapi saya tidak hidup sebagai diri sendiri.
Saya tidak bisa melakukan apa yang saya harus lakukan. Karena dia berikan semua keinginan tanpa pikirkan apa yang saya butuhkan.

Coba renungkan lagi, apa semua yang kamu punya sekarang adalah benar apa yang kamu butuhkan?

Saat saya keluar dari zona aman kehidupan, di situlah saya benar-benar hidup
Saat saya  keluar dari zona aman kehidupan, di situlah saya bisa memenuhi kebutuhan
Saat saya keluar dari zona aman kehidupan, di situlah saya merasa keinginan saya bukan kebutuhan saya

*Saat ini saya merasa lebih baik ada bersama orang yang jauh dari tipe ideal saya. Aneh, karena bersamanya saya dapat apa yang saya butuhkan.
Saat ini saya mulai paham susahnya memenuhi kebutuhan itu.
Saya harus buang jauh keinginan saya demi mendapatkan apa yang saya butuhkan.
Dibutuhkan usaha ikhlas dan kesabaran ekstra untuk memenuhi kebutuhan itu.
Dan bukankah itu yang membuat kita sebagai manusia merasa benar-benar hidup?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar